Sabtu, 14 Februari 2015

Generasi Batak Asli lahir Medan VS Generasi Batak Asli lahir besar di Perantauan



Lama lagi nulis lagi nih. Postterakhir kalo gak salah pasca UNya.. wow, berarti itu tepat 6 bulan yang lalu karena IP gue sudah keluar. Hahaa

Welcome back para blogger, kali ini gue akan bahas mengenai perbedaan antara generasi Batak asli lahir disana (bener-bener lahir dan besar) dengan generasi Batak yang lahir serta besar di perantauan. Memang kedengannya SARA sih, tapi post ini gak bakal SARA kalo kalian menanggapinya dengan cara yang positif.  Satu lagi, postingan ini berdasarkan pengalaman yang ada disekitar gue. Sebelumnya izinkan gue memperkenalkan diri. Nama gue Siska Lestari Simanjuntak, Orangtua asli orang Batak dan mama boru Napitupulu. Gue lahir dikota Tangerang dan besar di kota yang bernama Boyolali (Jawa Tengah) selama hampir 18 tahun. Lets check it, berikut merupakan perbedaannya.

1.      Logat bicara yang khas
Jujur aja, ketika gue ngampus pertama kali yaitu tanggal 1 September 2014 hal pertama yang bikin gue penasaran yaitu pengen banget lihat daftar absen dan sedikit kepo tentang “hmm, orang bataknya ada gak ya?” :D dan gue menemukan apa yang gue cari. Menurut gue itu merupakan hal yang wajar karena selama gue menempuh pendidikan SMP-SMA gue gak pernah punya temen sekelas orang batak, karna kami menyebar di setiap sekolah yang berbeda. Alhasil gue punya banyak temen yang mereka sebut “halak ion” atau mereka yang bukan berasal dari suku batak. Waktu ospek nih, gue sedikit bercengkrama dengan anak-anak medan batak asli dan mencoba menerka apa yang mereka bicarakan dengan perlahan. Ini yang gue sebut adaptasi. Ketika mereka berbicara tidak jarang terselip kata “bah, kau, kelen, aigoo, lae, -lah, -kali, etahe dsb”. Sedangkan kalo gue tinjau dari anak-anak yang besar diperantauan termasuk gue sendiri kata-kata itu merupakan kata yang terbilang lazim kami dengar tetapi jarang kami gunakan dalam berbahasa sehari-hari.

2.      Intonasi serta gaya bahasa
Nah, orang batak asli akan berbicara dengan sangat cepat dan dengan suara yang keras sehingga terkadang gue sendiri (pada awalnya) bener-bener butuh konsentrasi tingkat tinggi dalam didalam mendengarkan, sedangkan anak batak perantauan mayoritas diantara mereka sudah banyak beradaptasi dengan sekitarnya sehingga cara mereka berbicara pun sudah sama dengan yang namanya “halak ion”. Ah, sedikit curcol nih, tepat di bulan Desember kemarin gue datang ke acara Natal Keluarga Besar Batak Boyolali dan Sekitarnya (KBBS). Disana gue bener-bener disadarkan bahwa ini Natal orang batak tetapi kenapa “naposonya” atau (kaum remaja dan dewasa yang belum menikah) justru ngomongnya pake bahasa Jawa?? *miriss
Padahal selama gue ngampus aja gue berusaha untuk menerapkan bahasa batak yang gue tahu walaupun pernah ada ito marga (lupa) bilang kalo logat batak gue itu “marpasir-pasir” (janggal). Hahaha. Tapi gue tetep berusaha buat berbahasa batak ketika komunikasi dengan mereka semua. Namun, gue sendiri aja justru canggung buat ngomong batak sama temen-temen gue sesama anak rantau. Sempat seorang senior bilang, “dek, asalmu katanya Boyolali, kok kental kali Batakmu itu?” dan aku cuma bisa tersenyum *banggaaa

3.      Sifat
Kalo ditinjau berdasar sifat hampir semua orang batak yang gue kenal dan gue tahu memiliki sifat berani, suka menolong, suka tantangan, keras kepala, susah diatur, emosian, gak mau kalah apabila ia melakukan hal yang benar, mendominasi, dsb. Gak dipungkiri itu semua memang menurun ke anak-anak mereka baik yang di asli sana maupun anak perantauan. Cuma bedanya anak perantauan memang lebih mudah untuk mengontrol emosi walaupun kadang-kadang yang mereka lakukan untuk menunjukkannya adalah dengan cara “mutung” (dalam bahasa jawa artinya diam-diam marah). Selain itu generasi keduanya juga memiliki sifat berani tampil atau punya sifat PD yang tinggi tapi bukan berarti tak tau malu lho ya sehingga dalam segala hal suka berada didepan. 

4.      Perbedaan pola pikir
Kenapa gue bisa bilang tentang perbedaan pola pikir karena terkadang apa yang mereka lakukan itu benar-benar diluar apa yang gue pikirkan. Terkadang juga apa yang mereka anggap ah itu nggak papa kok, disana itu merupakan hal yang biasa. Tapi menurut gue disini itu merupakan hal yang luar biasa. Yahh, kembali lagi entah karena gue memang sudah terkontaminasi dengan lingkungan halak ion atau bagaimana tapi memang itu yang terjadi. Sipata adong dongan halak ion na mandokkon, ah molo halak batak memang songoni do wataknya dang boi i alo, molo A di dokkon bai i lakuhon. Nyesek banget molo adong dongan na mandokkon songoni alana au pe merasahon do songon dia. Bapak pernah bilang kalo orang batak itu kayak durian, diluar memang berduri tapi setelah dibuka behh buahnya mulus kayak hatinya.. wkwk alai molo halak ion songon kedondong i bereng bagak i luar alai berserat molo di allang. Kembali lagi ini bukan postingan SARA kalo kalian nanggapinya dengan positif.

5.      Tingkat kekasaran
Kekerasan yang gue ungkap disini bukan tentang fisik jadi bagi kalian para pembaca jangan salah paham yaa.. Mungkin karena suara yang keras dan ceplas-ceplos “halak ion” sering mengatakan kalo orang batak itu menakutkan karena terkadang bila orang batak berbicara terdengar seperti sentakan. Satu hal yang mengejutkan gue pertama kali di kala gue ngampus yaitu para ito-ito gue  secara spontan memang ngomong “buj*ng, ba*i, bodat, he*ng, buj*** in*m, baba ni amam”. Dan waktu itu gue (sebagai anak perantau) bener-bener heran karena orangtua gue pun bahkan melarang kata-kata seperti itu untuk diucapkan. Tapi kata mereka, “ah itu gpp to, toh mereka gak tau apa artinya juga, jadi slow aja, kecuali kalo ngomong gitu ke orang batak, bah langsung ampun.. wkwk”

Menurut gue orang-orang batak memang jebolan kota Medan yang notabene biasa berkata kasar dalam percakapan dan katanya itu merupakan hal yang biasa.

Tapi ada satu hal yang bener-bener jleb ketika para ito dan eda nanyain gue tentang tarombo (silsilah garis keturunan secara patrilineal dalam suku batak). Mereka bilang meskipun lahir ditanah rantau setidaknya mengertilah tentang tarombo keluarga sendiri. Karena jujur saja hampir semua anak-anak muda perantau seumuran kami kebanyakan tidak terlalu paham akan Tarombo Batak. Dan dari situ gue merasa sangat ingin tahu apa itu tarombo dan ada rasa rindu khusus yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.. *eakkkk, haha. Jadilah gue kepo-kepo ke Bapak dan Mamak yang dirumah dan pasti mereka mikir “bah, kenapa tiba-tiba boru hasian tanya itu,?” hehe.. Karena sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat Batak untuk mengetahui silsilah dan letak hubungan kekerabatannya untuk menjalankan konsep Dalihan Na Tolu yaitu Somba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu, dan Elek Marboru.

Gue menikmati ketika saat berada diantara kawan-kawan sebangsa setanah air dan sesuku ini. Mengobrol tentang huta (kampung), berbicara tentang tarombo contohnya wah berarti kau panggil aku tulang ya, atau berarti kau namboruku dong atau marpariban kita ya, terus berbicara siallanggon (makanan) layaknya pinahan, panangga, saksang, nani arsik dan semuanya yang berbau batak-kers..  Jadi buat kamu-kamu yang memang anak rantau cobalah lihat dan belajarlah tentang apa yang seharusnya kamu tahu. Karena gak lucu kan dimasa depan marga yang kita punyai itu cuma jadi cap kalo seseorang itu adalah orang batak tanpa tau bagaimana bahasanya, tarombonya, makanannya dan lain-lain.

1 komentar:

  1. saya senang sekali bisa menulis berbagai kepada teman-teman melalui room ini,sebelumnya dulu saya seorang pengusaha dibidang property rumah tangga dan mencapai kesuksesan yang luar biasa mobil dan rumah fasilitas lain sudah saya miliki namu namanya cobaan saya sangat percaya kepada semua orang hingga suatu saat saya di tipuh oleh teman saya sendiri dan mengambil semua yang saya punya akhirnya saya menanggung hutang kepada pelanggang saya totalnya 470 juta dan di BANK totalnya 800juta saya stress dan hampir bunuh diri anak saya 2 dan masih sekolah di TK dan SD suami saya sudah meninggal demi makan sehari saya terpaksa menjual nasi uduk keliling kemudian saya bertemu dengan teman SMP saya dan dia bercerita tentang AKI GENDENG .Alhamdulillah beliau memberikan saran kepada saya ,awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama satu minggu saya berfikir dan melihat langsung hasilnya saya akhirnya bergabung dengan membuka situs AKI di internet dan mengambil nomor AKI di situnya jika anda ingi menghubungi AKI GENDENG ini nomor yang saya camtumkan 082-313-481-643 semua petunjuk Aki saya ikuti dan aki jga memberika saya nomor togel dan pesugihan yang berlimpah akhirnya saya menang di togel 1M kemudian satu persatu hutang saya lunasi Adapun situs AKI GENDENG >>>> KLIK DI SINI <<<<

    BalasHapus